Peradaban Mesopotamia

Peradaban Mesopotamia berkembang di tanah pertanian yang subur diantara dua aliran sungai Eufrat dan Tigris di wilayah asia barat yang kini menjadi Republik Irak. Dalam Bahasa Yunani secara harfi ah Mesopotamia berarti ‘di antara sungai-sungai’. Daerah Mesopotamia yang subur, mampu menyokong keberlangsungan hidup manusia. Seiring perjalanan waktu , dengan berkembangnya manusia, manusia mengembangkan peradabannya. Itulah sebabnya daerah yang subur tanahnya, seringkali menjadi asal muasal peradaban manusia. Hal ini dibuktikan dengan munculnya sistem penulisan pertama kali oleh bangsa Sumeria yang mendiami mesopotamia sekitar 5000 tahun yang lalu. Sistem penulisan yang dikenalkan oleh bangsa Sumeria ini, selanjutnya memberikan andil yang besar dalam peradaban awal mesopotamia. Kerajaan/bangsa yang pernah berkuasa di Mesopotamia diantaranya sebagai berikut:

  1. Bangsa Sumeria

Perintis beradaban awal Asia adalah Bangsa Sumeria, penduduk asli daerah Mesopotamia. Dalam sejarah Bangsa Sumeria terdapat tiga periodesasi, yang dikenal dengan periode Ubaid, Uruk dan Jemdet nasr, hingga digunakan sebagai nama kota dan situs tempat ditemukan hasil budaya Bangsa Sumeria di Irak.

gambaran penduduk Mesopotamia

Bangsa Sumeria, sebagai bangsa pertama yang mendiami wilayah Ubaid, yang terjadi antara tahun 5.300-4.000 SM. Sehingga pada rentang tahun itu disebut juga sebagi periode ubaid. Saat itu Bangsa Sumeria tinggal dipemukiman besar dan telah memiliki ketrampilan yang berkembang hingga mampu membuat roda dari tanah liat.

Periode berikutnya adalah periode Uruk, dimana pada periode ini ditandai dengan munculnya kehidupan urban (kota) di Mesopotamia dalam bentuk munculnya Negara kota dan organisasi pemerintahan. Diperiode ini ditunjukkan dengan adanya mangkuk tanah liat dan munculnya bentuk awal huruf kuneiform. Pada periode Jemdet Nasr (±3100-2900 SM) perkembangan peradaban ditandai dengan huruf-huruf kuneiform yang muncul pada periode uruk, semakin berkembang lebih praktis, yang awalnya berupa piktograf (tulisan berbentuk gambar) digantikan dengan lambang huruf dengan desain yang sederhana dan abstrak. Berbagai sarana untuk menopang kehidupan sebuah negara kota sudah muncul serperti irigasi, serta sarana untuk mengolah sumber-sumber makanan, sehingga penduduknya mengalami swasembada pangan/surplus pangan. Kepandaian dan kemakmuran bangsa Sumeria juga ditunjukkan dengan berdirinya bangunan-bangunan besar pada masa itu. .

  • Bangsa Akkadia

Perjalanan sejarah selanjutnya, yang terjadi di kawasan mesopotamia adalah berkuasanya bangsa Akkadia, di bawah kepemipinan raja Sargon, berhasil megalahkan bangsa Sumeria dan munguasi wilayah mesopotamia. Bangsa Akkadia termasuk rumpun bangsa semit yang berasal dari daerah padang pasir yang terletak di sebelah utara mesopotamia.

Huruf Kuneiform (aksara paku)

Dalam bidang budaya, Sumeria dan Akkadia beralkulturasi sehingga era kepemimpinan ini sering disebut era Sumeri-Akkadia. Dalam bidang bahasa, bahasa Akkadia secara perlahan menggantikan bahasa Sumeria sebagai bahassa utama, tetapi tetap menggunakan tulisan kuneiform. Kerajaan Akkadia juga menciptakan sistem pos pertama dan barang yang akan dikirm dibungkus amplop yang terbuat dari lempengan-lempengan tanah liat.

  • Bangsa Babylonia

Bangsa Babylonia Lama Bangsa Amoria yang termasuk rumpun bangsa Semit menguasai Kerajaan Babylonia Lama. Pada mulanya mereka berkuasa di daerah Syria. Raja Hammurabi merupakan raja yang terkenal, karena menyusun undang undang yang kemudian dipahat di atas batu.

Namun, setelah raja Hammurabi meninggal ,kerajaan Babylonia Lama yang besar dan maju mulai lemah akibat dari serangan Hittite dari arah barat (1900SM).

gambaran Babilonia
  • Bangsa Assyiria

Bangsa Assyiria tinggal di hulu sungai Eufrat dan Tigris berusaha menguasai daerah Mesopotamia. Selama beberapa tahun bangsa Assyiria berjuang melawan bangsa Akkadia dan Sumeria. Bangsa Assyiria memenangkan peperangan atas bangsabangsa tersebut dan menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyiria juga ingin menguasai laut untuk melindungi perdagangan. Upaya itu baru berhasil sekitar tahun 750 SM.

Lambat laun kerajaan Assyiria semakin lemah dan kelemahan ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyiria. Pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyiria.

Peninggalan Bangsa Assyiria
  • Bangsa Khaldea

Dengan runtuhnya kerajaan Assyiria, bangsa Khaldea sebagai penguasa baru, menghidupkan kembali kerjaan Babilonia dengan nama Babilonia Baru. Dibawah kepemimpinan Raja Nabukadnezar II atau Nabukadnezar Agung mencapai puncak kejayaan antara tahun . ±604-561. Wilayah kekuasaanya seluruh wilayah Mesopotamia termasuk Mesopotamia utara yang menjadi wilayah kekuasaan Asyur.

Ia terkenal karena ekspedisi militer keberbagai wilayah, seperti Suriah dan Phoenicia, memaksa kota-kota seperti Damaskus, Tyrus , dan Sidon tunduk. Pada 601 SM Nabukadnezar II terlibat perang melawan Mesir. Setelah itu, ia mulai memusatkan perhatian pada usaha-usaha mempertahankan wilayah kekuasaan dan melakukan berbagai proyek pembangunan. Ia membangun kota Babilonia dengan megah mencapai luas tiga mil persegi. Ia juga membangun Gerbang Ishtar serta Bait Allah pertama dari bangsa Yahudi di Yarussalem setelah menguasai kota itu.

Pada tahun 539 SM Cyrus Agung raja dari Persia berhasil menjatuhkan kerajaan Babilonia Baru. Runtuhnya kerjaan Babilonia Baru oleh bangsa persia, membuat orang yahudi telah lama menginginkan kembali ke tempat asalnya di Yudea Israel.

  • Bangsa Persia

Cyrus Agung membangun Kekaisaran Persia dengan membagi wilayahnya dalam satrapi (provinsi). Cyrus digantikan oleh Darius I (521-486 SM). Darius banyak melakukan perbaikan dalam pemerintahannya, dalam masa pemerintahannya ia terlibat perang dengan Yunani dan mengalami kekalahan di Marathon , Yunani pada 490 SM.

Kekuasaan Persia atas Babilonia runtuh dibawah pemerintahan Darius III (336-330 SM). Dalam tiga pertempuran melawan Alexander Agung dari kerajaan Makedonia (Yunani) Persia takluk. Seluruh wilayah Persia menjadi bagian Yunani. Alexander Agung membangun kota baru bernama Seleukia.

Salah satu kebijakan Alexander adalah helenisasi, yaitu penyebaran dan penanaman kebudayaan Yunani seperti bahasa, seni, arsitektur, gaya hidup, pandangan hidup Yunani ke seluruh daerah taklukannya. Alexander juga berambisi memasukkan unsur-unsur Yunani ke dalam budaya Persia.

Pada Juni 323 SM, Alexander meninggal di istana Nabukadnezar II dalam usia 32 tahun. Kekaisarannya terpecah menjadi empat kerajaan yaitu Dinasti Ptolemeus di Mesir, Seleukia di Persia, Pergamon di Asia kecil dan Makedonia di Yunani. Sebelum dikuasai bangsa Romawi, kerajaan-kerajaan ini saling bersaing berebut dominasi.