Keterkaitan manusia purba dengan manusia modern

Sebagian besar para ilmuwan yang berkecimpung dengan penelitian manusia purba baik para paleoantropologi maupun pakar genetika sepakat kemunculan manusia modern atau yang lazim disebut Homo sapiens berawal dari Afrika sekitar 200 ribu tahun yang lalu. Selanjutnya pada 100.000 s.d 70.000 tahun lalu terjadi penyebaran manusia modern dari Afrika ke seluruh dunia.

Suku Aborigin dari Australia, jejak masa lalu yang hidup hingga masa sekarang.

Jejak pengembaraan manusia modern awal di dunia , hinga kini masih dapat di lihat di berbagai belahan dunia. Di Australia terdapat orang-orang Aborigin yang memiliki kesamaan dengan gen manusia modern awal yang telah sampai di Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu. Di Asia , jejak penyebaran manusia modern awal dari Afrika diperkirakan mulai 40.000 tahun yang lalu, disaat bersamaan manusia modern dari Afrika menuju Asia Tengah juga Asia Tenggara hingga memasuki Indonesia. Jejak rekam perkembangan manusia modern di dunia hingga sekarang keturunannya yang terdapat di Indonesia dapat dilihat pada wilayah Alor (Nusa tenggara Timur) dan Papua yang menggunakan akar bahasa Melanesia.

Para pria dari Suku Dani di Wamena Papua, bersiap berburu

Keterkaitan dalam kehidupan manusia purba memberikan dampak yang besar bagi manusia modern dalam kurun waktu yang lama. Dalam kurun waktu yang panjang, manusia purba banyak mengalami perubahan dan menjadi manusia modern. Ada Banyak keterkaitan antara manusia purba dan manuisa modern sekarang.

Manusia purba dan manusia modern memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Hal ini sejalan dengan teori evolusi yang menyatakan asal usul manusia itu sama, yaitu dari suatu tempat dimuka bumi, kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia. Manusia Berevolusi dalam kurun waktu yang panjang sehingga menghasilkan berbagai variasi ragam manusia atau pun ras yang khas. Dari proses evolusi tercipta keberagaman manusia purba dan modern modern. Dimana diantara keduanaya memiliki ciri-ciri memiliki persamaan dan perbedaan baik dari segi fisik maupun non fisik.

Perbandingan anatomi manusia modern (kiri) dengan manusia purba Homo naenderthalensis (kanan)

Secara fisik persamaan antara manusia purba dan manusia modern memiliki bentuk tubuh yang sudah konkret tidak jauh berbeda . Perbedaananya pada manusia purba lebih menyerupai primata sedangkan manusia modern dapat dikatakan sudah dalam bentuk manusia seutuhnya. Pada musia purba tengkorak kepala memiliki ciri dagu menonjo, dahi menonjol kedepan, rahang ebih kuat dan besar, tengkorak lebih tebal, dan volume otak sedikit. Sedangkan pada manusia modern ciri fi sik pada tengkorak kepala nampak dagu tidak terlalu menonjol, tulang lebih datar, rahang lebih rapuh dan lebih kecil, tengkorak ebih tipis, serta volume otak besar. Manusia purba memiliki fi sik sangat kuat karena harus bekerja keras untuk berburu, masih mengunakan alat dari batu misalnya untuk membuat api. Fisik manusia modern, tidak lebih kuat dari manusia purba. Manusia modern tidak perlu bersusah payah menggosok batu-batuan untuk membuat api, sudah banyak menggunakan alat bantu dalam kehidupan sehari-harinya.

Dari segi non fisik, corak keragaman dan keterkaitan manusia purba dan modern dapat dilihat beberapa aspeki: 1) kehidupan sosial ekonomi; 2. Hasil-hasil budaya; 3.kepecayaan. Pertama, ada corak kehidupan sosial- ekonomi, manusia purba pada jaman batu sudah mengenal bercocok tanam, kegiatan bercocok tanammasih dilakukan manusia modern hingga sekarang. Perbedaannya pada manusia purba pola bercocok tanamnya masih menggunakan pola berpindah-pindah. Sedangakan manusia modern sudah membuka lahan secara tetap. Pola bercocok tanam manusia purba yang berpindah-pindah hingga kini masih kita jumpai di beberapa daerah di Indonesia seperti di pedalaman hutan Kalimantan dengan membakar hutan untuk membuka ladang yang baru, ladang yang lama ditinggalkan bilamana dirasa sudah tidak subur lagi.

Membuka lahan baru dengan membakar hutan, sudah dikenal sejak jaman purba, dan masih banyak di jumpai di beberapa daerah di Indonesia.

Guna menjaga ketersediaan bahan pangan, baik manusia purba maupun manusiamodern sama-sama mengawetkan makanan mereka. Pada manusia purba caramengawetkan makanan untuk menyimpan hasi buruan mereka dengan menggunakancara mengasinkan, menjemur hingga kering, dan memberikan ramuan khusus. Padamanusia modern cara mengawetkan makan berkembang dengan menggunakan esmaupun alat pendingin seperti lemaries, termos es. Hingga sekarang caramengawetkan makanan dengan caramengasinkan masih bisa dilihat caranelayan Indonesia mengawetkan ikan hasil tangkapannya dengancara membalurkan garam dalamjumlah banyak pada ikan kemudianmenjumurnya di bawah sinarmatahari hingga kering.

Membuat ikan asin, cara mengawetkan makanan sejak jaman purba, yang masih dipergunakan hingga sekarang

Dalam berinteraksi sosial dengan kelompoknya manusia purba dan manusia modern sama-sama menggunakan sistem komunikasi. Pada manusia purba sistem komunikasi menggunakan bentuk bunyi mulut, yakni dalam bentuk kata-kata atau gerakan badan (bahasa isyarat) yang sederhana. Penggunanaan komunikasi dengan bentuk bunyi berkembang hingga dalam bentuk bahasa lesan. Sekarang ini jenis bahasa yang digunakan di dunia beragam sekali. Setiap negara memiiki bahasa resmi ditambah dengan puluhan bahkan hinggga ratusan bahasa ibu (bahasa daerah). Lima bahasa di dunia yang banyak digunakan manusia modern yakni; 1) Bahasa Inggris; 2). Bahasa Cina; 3) Bahasa Perancis; 4) Bahasa Arab; 5) Bahasa Spanyol.

Sedangkan bahasa isyarat yang menggunakan gerakan badan yang berkembang hingga sekarang misalnya bahasa tangan bagi tuna rungu.

Ke dua, hasi-hasil budaya, hanya manusia yang memiliki budaya. Demikian pula pada manusia purba dan modern telah mampu membuat hasil budaya, baik material dan non material, sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pada manusia purba dan manusia modern mampu membuat tempat berteduh dan tidur sedangkan manusia modern berkembang lagi dari semula gubuk hingga sekarang berbentuk rumah. Rumah rumah yang masih menggunakan jerami, dedaunan kering masih bisa dijumpai pada rumah adat papua yakni honai. Sedangkan konsep rumah pada manusia modern dewasi ini berkembang terus dari konsep horisontal (rumah dengan konsep satu lantai) sekarang ini berkembang ke konsep vertikal seperti gedung hunian pencakar langit.

Pada budaya non material, guna mempertahankan keberlangsungan penerusnya, manusia purba dan manusia modern beranak pinak. Mereka sama-sama memiliki pola asuh anak-anaknya. Perbedaan pola asuh pada manusia purba, senantiasa membawa serta bayi mereka kemanapun. Manusia purba banyak menghabiskan waktu bersama bayinya, selain itu mereka menyusui selama beberapa tahun bukan hitungan bulan.

Pada komunitas manusia purba mengandalkan keluarga mereka untuk menjaga bayinya. Sedangkan pola asuh pada manuisa modern biasa meninggalkan bayi mereka di keranjang bayi untuk waktu yang lama. Bahkan sekarang pola asuh ini bergeser pengasuhan anak mereka bisa diserahkan pada orang lain, karena orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah.