Peradaban Lembah Sungai Indus (Shindu)

Kota Mohenjo-Daro diperkirakan sebagai ibu kota daerah lembah Sungai Shindu bagian selatan dan kota Harappa sebagai ibu kota lembah Sungai Shindu bagian utara. Pembangunan kota Mohenjo-Daro dan Harappa didasarkan atas suatu perencanaan tata kota yang pasti dan teratur baik. Wilayah kota dibagi beberapa blok, masing-masing bagian atau blok berbentuk bujur sangkar. Pada tempat itulah penduduk membangun rumah tempat tinggal. Teknik membangun rumah telah memperhatikan fakto kesehatan dan kebersihan lingkungan. Saluran limbah langsung dihubungkan dengan saluran umum yang dibangun dibawah jalan, dimana akan mengalir langsung menuju sungai.

Daerah-daerah yang berada di sepanjang lembah Sungai Shindu merupakan daerah yang subur, terbukti bahwa penduduk sekitar mengusahakan pertanian, sehingga pertanian menjadi mata pencaharian. Hasil-hasil pertanian adalah pagi, gandum, gula, jelai, kapas dan teh. Masyarakat sekitar juga telah mampu membuat peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, emas serta bangunan-bangunan.

Sisa Peradaban Lembah Sungai Indus

Kota Sutkagedon memainkan peran penting dalam perdagangan masyarakat Sungai Shindu dan Bangsa Sumeria. Perdagangan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan jalan laut (perahu layar) dan jalan darat (tenaga kuda, unta dan kereta kecil).

Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaannya diperluas ke arah timur dan bagian utara India juga merupakan daerah kekuasaannya, sehingga daerah ini menjadi sangat luas yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan lembah Sungau Gangga sei sebelah timur. Pada masa pemerintahan Ashoka (268-232 SM) mengalami masa yang gemilang, dimana Kalingga daa Dekan berhasil dikuasai. Namun setelah ia menyaksikan peperangan dan memakan banyak korban di Kalingga ia sudah tidak lagi melakukan peperangan dan selalu menginginkan perdamaian. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan menjadi terpecah belah menjadi kerajaan kecil dan peperangan sering terjadi. Muncullah seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan tersebut. Dengan begitu maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.

Masyarakat lembah sungai Shindu sering memuja dewa bertanduk besar dan dewa perempuan yang melambungkan kemakmuran. Masyarakat lembah sungai Shindu juga menyembah binatang seperti buaya, gajah dan juga menyembah pohon seperti pohon beringin.

Dari hasil penggalian di kota Harappa ditemukan Arca dan dua buah Torso (arca yang hilang kepalanya). Arca yang ditemukan di kota Mohenjo-Daro yaitu arca seorang pendeta berjanggut, arca lain yang ditemukan berbentuk gadis penari yang terbalut dari perunggu. Arca tersebut merupakan peninggalan kebudayaan, bukan hanya arca tetapi juga alat rumah tangga dan senjata juga merupakan peninggalan yang dibuat oleh masyarakat Lembah Sungai Shindu.