Usaha Indonesia untuk mendapatkan pengakuan di dunia Internasional juga dilakukan terhadap tetangga dekat Indonesia, yaitu Australia. Walaupun Australia bukan negara Asia, namun lokasi geografisnya yang dekat dengan Indonesia, yaitu hanya dipisah oleh Laut Timor, membuat Australia tidak dapat menutup mata terhadap perkembangan politik di Indonesia.<\/p>\n\n\n\n
Terdapat dua peristiwa penting yang menunjukkan intervensi dari pihak pemerintah Australia untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencegah kembalinya penjajahan Belanda, yaitu :<\/p>\n\n\n\n
- Sebab-sebab Australia mengakui kemerdekaan RI<\/li>
- Hubungan baik antara Australia dan Indonesia yang dimulai semenjak penjajahan Jepang di Indonesia. Hubungan ini dimulai ketika dulu banyak para buruh kapal dan perwira kapal dari Indonesia yang dibawa Belanda ke Australia, para pekerja dari Indonesia ini kemudian berhubungan kontak dengan Seamen\u2019s Union In Sydney (Asosiasi Pekerja), asosiasi tersebut terkejut melihat diskriminasi yang terjadi antara buruh kapal dan perwira kapal, asosiasi tersebut memberi tahu pekerja Indonesia bahwa mereka bekerja di Australia yang dihormati hak-haknya sebagai pekerja serta memiliki hak untuk protes. Diskriminasi yang tejadi:<\/li>
- Buruh kapal bekerja di lingkungan yang jelek dan gaji sangat minim<\/li>
- Perwira kapal gaji layak seperti orang eropa, kerja di lingkungan yang bagus<\/li>
- Persamaan tujuan yakni sama-sama ingin menyingkirkan atau mengusir Jepang<\/li><\/ol>\n\n\n\n
![\"\"](\"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/image_2021-01-29_144600.png\")
Pemberitaan Sydney Morning Herald tanggal 25 September 1945<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n - Proses Indonesia mendapatkan kedaulatan dari Austaralia<\/li>
- Peran tawanan Belanda (Indonesia) yang dibawa ke Australia. Para tawanan tersebut memberitahu maksud dan tujuan Belanda datang ke Australia (kapal Belanda yang datang ke Australia disiapkan untuk membawa senjata dan amunisi untuk menggempur Indonesia) kepada salah satu buruh yang bekerja di pelabuhan. Laporan dari salah satu buruh tersebut nantinya akan diteruskan kepada Queensland Trades and Labor Council dan Waterside Workers Federation (WWF).<\/li>
- Peristiwa Black Armada Peristiwa Black Armada dimulai ketika buruh pelabuhan asal Indonesia dipemukiman Woolloomooloo mendengar kabar tentang Proklamasi Indonesia. Salah seorang buruh dikapal Belanda bernama Tukliwon (20 tahun) menyampaikan kemerdekaan Indonesia pada rekan-rekannya sesama buruh dan berjanji memberi dukungan.<\/li>
- Kunjungan Sutan Syahrir ke Australia (1945). Kunjungan ini dilakukan karena Australia mendukung RI dengan aksi pemboikotan yang dilakukan buruh di Australia. Sutan Syahrir berpidato kepada m asyarakat Australia yang mengatakan Australia adalah teman. Sutan Syahrir juga mengatakan kesuksesan Australia memukul mundur Jepang di sejumlah wilayah dikawasan Pasifi k dalam Perang Dunia II.<\/li>
- Aksi pemboikotan terhadap 6 kapal Belanda dipelabuhan Brisbane (24 setember 1945)<\/li>
- Peran organisasi Indonesia Political Exile Association yang menghimbau serikat buruh untuk melancarkan pemboikotan terhadap semua kapal Belanda.<\/li><\/ul>\n\n\n\n
![\"\"](\"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-content\/uploads\/2021\/01\/image_2021-01-29_144514.png\")
SS Moreton, salah satu kapal Belanda yang diboikot<\/figcaption><\/figure>\n\n\n\n - Peran CENKIM (Central Komite Indonesia Merdeka). CENKIM adalah organisasi yang didirikan di Australia oleh para tokoh politik yang pernah diasingkan Belanda ke Digul:<\/li>
- Aksi sebelum 1945: turun ke jalan besar di Melbourne dengan berteriak \u201cLong Live the Republic of Indonesia \u201c aksi ini diikuti juga oleh tentara Australia.<\/li>
- Aksi setelah 1945: anggota dari CENKIM (M.Bondan) mendengar berita tentang Belanda yang melanggar perjanjian Linggarjati dan melakukan Agresi Militer I. Istri dari M. Bondan (Molly yang merupakan seseorang wanita Australia) menulis ulang berita tersebut dalam bahasa Inggris dan memberikannya pada pers Australia. Berita tersebut akhirnya tersebar di Australia dan akhirnya Australia membawa kasus Indonesia dan Belanda ke PBB.<\/li><\/ul>\n\n\n\n
- Peranan Australia dalam mendukung kemerdekaan RI<\/li>
- Inisiatif partai komunis Australia (ACP) dan pimpinan komunis dari serikat buruh perairan Australia pada 20 September 1945 diseluruh pelabuhan Australia melarang pemuatan atas semua kapal belanda yang mau ke Indonesia.<\/li>
- Tanggal 26 September 1945 Dewan Federasi memutuskan pemogokan menyeluruh terhadap semua kapal Belanda di Australia.<\/li>
- Tanggal 28 September 1945 pekerja pelabuhan di Sydney menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor kapal Belanda dan kantor diplomatik Belanda dan memasang sepanduk berisi desakan agar Belanda meninggalkan Indonesia (Hands off Indonesia)<\/li>
- Oktober 1945 Australia memfasilitasi kembalinya lebih dari 1400 para tawanan perang Belanda asal Indonesia yang ada di Australia ke tanah air menggunakan kapal kargo dari pelabuhan Sydney<\/li>
- 31 Juli 1997 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan Belanda ke PBB<\/li>
- 12 Agustus 1947 Australia behasil meyakinkan PBB bahwa Indonesia punya kedudukan sederajat dalam persengketaan Indonesia dan Belanda<\/li>
- 25 Agustus 1947 Australia menjadi wakil Indonesia dalam KTN<\/li><\/ul>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Pengakuan Kemerdekaan RI dari Australia Usaha Indonesia untuk mendapatkan pengakuan di dunia Internasional juga dilakukan terhadap tetangga dekat Indonesia, yaitu Australia. Walaupun Australia bukan negara Asia, namun lokasi geografisnya yang dekat dengan Indonesia, yaitu hanya dipisah oleh Laut Timor, membuat… Continue Reading →<\/a><\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":583,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[36],"tags":[44,43],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/579"}],"collection":[{"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=579"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/579\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":584,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/579\/revisions\/584"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/583"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=579"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=579"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/ksatrialiterasi.man1gresik.sch.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=579"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}