ORGANISASI GERAKAN NON-BLOK<\/strong><\/p>\n\n\n\n
Istilah \u2018Non-Blok\u2019 diperkenalkan pertama kali oleh <\/strong>Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru dalam <\/strong>pidatonya di Srilanka pada tahun 1953. Inti dari pidato <\/strong>tersebut kemudian digunakan sebagai prinsip dasar <\/strong>untuk membentuk gerakan Non-Blok, yakni:<\/strong><\/p>\n\n\n\n
Saling menghormati kedaulatan.<\/li>
Perjanjian non-agresi.<\/li>
Tidak mengintervensi urusan dalam negerinegara lain.<\/li>
Kesetaraan dan keuntungan bersama.<\/li>
Menjaga perdamaian.<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Berdirinya Gerakan Non-Blok bermula dari Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika yang diadakan di Bandung, Indonesia pada tahun 1955. Konferensi melibatkan negara-negara netral yang tidak memiliki keberpihakan pada blok tertentu dan tidak terlibat dalam ideologi Barat-Timur. Gerakan digagas oleh lima pemimpin dunia pada masa itu, Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Ir. Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Kwame Nkrumah (Ghana). Berdirinya Gerakan Non-Blok (Non Allied Movement) dikukuhkan melalui sejumlah pertemuan antar kepala negara tersebut, di antaranya:<\/p>\n\n\n\n
Ditandatanganinya Dokumen Brioni tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir), yang bertujuan mempersatukan negara-negara non-blok.<\/li>
Sidang Majelis Umum PBB yang mempertemukan kelima kepala negara tokoh Konferensi Asia Afrika.<\/li><\/ol>\n\n\n\n