Perlawanan Imperialisme dan Kolonialisme Melalui Sosial Budaya<\/strong><\/p>\n\n\n\n Perwujudan dari protes sosial sering diperkuat dengan kepercayaan keagamaan yang telah mengakar di dalam tradisi kehidupan masyarakat tradisional. Contohnya, adanya harapan tentang akan hadirnya seorang mesias (penyelamat) atau ratu adil yang akan memberikan pertolongan kepada mereka.<\/p>\n\n\n\n Gerakan sosial ini adalah bentuk perlawanan terhadap keadaan atau peraturan yang tidak adil. Selain itu, karena rasa tidak puas terhadap kondisi sosial-ekonomi yang kurang memberi tempat bagi kehidupan para pelaku dan pendukung gerakannya. Gerakan ini muncul dikalangan petani sebagai akibat dari praktik penjualan atau pemberian hadiah tanah oleh pemerintah Belanda kepada perseorangan atau swasta. Selanjutnya, tanah tesebut menjadi tanah milik perseorangan atau tanah pertikelir (Swasta). Mereka yang membeli atau menerima tanah dari pemerintah itu menjadi taun tanah. Mereka merasa memiliki hak untuk menguasai penduduk yang berdiam diatas tanah tersebut. Penduduk yang tinggal di tanah tersebut kemudian diharuskan menyerahkan hasil garapannya dan tenaganya untuk berbagai kepentingan tuan tanah. Pola ini mengarah pada praktik perbudakan.<\/p>\n\n\n\n