Pengakuan Kemerdekaan RI dari India

Bung Karno dan para pemimpin negara lain. Dari kiri: Nehru (India), Nkrumah (Ghana), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Sukarno (Indonesia), dan Tito (Yugoslavia)

Bangsa India dan bangsa Indonesia sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing. India dijajah oleh Inggris dan Indonesia dijajah oleh Belanda Inggris dan Jepang. Sebagai bangsa yang sama sama menentang penjajahan, terjalin rasa yang sama, senasib, dan sependeritaan. Oleh karena itu ketika pemerintah dan rakyat India mengalami bahaya kelaparan pemerintah Indonesia menawarkan bantuan berupa beras 500.000 ton. Peristiwa tersebut terkenal dengan India rice. India rice selain untuk memberikan bantuan kepada India yang sedang dilanda kelaparan, juga merupakan cara dari pemerintah untuk mendapatkan dukungan dari negara lain.

  1. Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
  2. Persamaan Kebudyaaan (Hindu-Budha)
  3. Persamaan nasib (sama-sama dijajah atau sama-sama ingin merdeka)
  4. Hubungan dekat antara pemimpin negara (Nehru dan Moh. Hatta) (Feb 1927)
  5. Proses Indonesia Mendapatkan Pengakuan Kedaulatan dari India
  6. Semangat dari Para Pelajar Indonesia yang ada di India

Dibentuknya PPII (Persatuan Putera Indonesia di India). Tujuan dibentuknya PPII adalah membela proklamasi negara dengan mendesak para pemimpin India untuk mengakui Indonesia sebagai negara yang berdiri dan berdaulat. Tugas dari PPII adalah:

  1. Membentuk Balai Penerangan (Indonesia Information Service) 9 Juni 1946 Tugasnya: Menyiarkan, membuat buletin, serta brosur-brosur dalam bahasa Inggris, Urdu, dan Indonesia tentang segala sesuatu yang terjadi di Indonesia yang kemudian dilanjutkan ke media massa dan pers di India dan nantinya dapat diteruska ke perwakilan India yang ada di London
  2. Bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) yang anggota 700 pelaut Indonesia yang bekerja di kapal-kapal Belanda untuk melakukan aksi mogok
  • Diplomasi Sutan Sjahrir

Sutan Sjahrir mengadakan perjanjian bantuan Indonesia kepada India (18 Mei 1946). Indonesia diwakili Sutan Sjahrir dan India oleh K.L Punjabi. Pengiriman padi ini terjadi pada 20 Agustus 1946 di pelabuhan (Cirebon, Probolinggo, dan Banyuwangi).

Dari tindakan ini P.M Nehru mengundang Sjahrir dan Moh.Hatta ke New Delhi untuk menghadiri Konferensi Inter Asian. Dalam Konferensi “Inter Asian Relation” (23 Maret-2 April 1947). Sjahrir berpidato yang isinya :

  1. Politik Luar Negeri Indonesia (Bebas-Aktif);
    1. Bangsa-bangsa Asia harus bersatu demi kepentingan bersama;
    1. Menjalin persahabatan dengan bangsa lain.
  • Diplomasi Moh. Hatta

Moh. Hatta bertemu dengan P.M Nehru untuk meminta bantuan senjata. Akan tetapi keinginan ini tidak bisa dikabulkan oleh Nehru karena persenjataan India di pegang oleh Inggris.

  • Peran India dalam Mendukung Kemerdekaan RI
    • Mengirim obat-obatan ke Indonesia (tindakan balasan atas bantuan Indonesia yang telah mengirim 500.000 ton padi ke India)
    • 31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia-Belanda ke DK PBB. Akibat dari tindakan India dan Australia, PBB mengeluarkan resolusi (1 Agustus 1947) untuk menghentikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda melalui arbitrase.
    • Diadakannya Konferensi Asia di New Delhi (20-25 Januari 1949).
Konferensi Asia Di New Delhi

Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia, seperti: Pakistan, Afganistan, Libanon, Suriah, Saudi Arabia, Philipina, India, Myanmar,Yaman dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan Ethiopia. Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia, sedang Indonesia dalam ini diwakili oleh Dr. Sudarsono. Negara peninjau dari Cina, Nepal, Selandia Baru dan Thailand. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
  2. Pembentukan Pemerintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949
  3. Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
  4. Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat 1 Januari 1950.

Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi dalam lawatan pertama Menteri Luar Negeri India ke kawasan Asia Tenggara sejak dilantik pada Mei 2019. “Indonesia dan India adalah sahabat lama dan mitra strategis di kawasan dan global” ungkap Menlu Retno. Kedua Menlu membahas berbagai upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara khususnya di bidang ekonomi dan maritim. Di bidang ekonomi, kedua Menteri Luar Negeri sepakat untuk meningkatkan upaya bersama dalam mencapai target perdagangan bilateral USD 50 Miliar pada tahun 2025. Hal ini dilakukan melalui upaya untuk membuka lebih lebar akses pasar bagi produk ekspor potensial kedua negara. “Saya angkat secara khusus akses pasar bagi produk minyak sawit dan turunannya serta stainless steel Indonesia” tambah Retno. Selain itu, keduanya membahas upaya percepatan proses perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership yang akan mendorong perundingan perdagangan di kawasan dan upaya untuk mencounter pendekatan proteksionisme yang dewasa ini semakin marak. “Saya harap perundingan RCEP dapat diselesaikan pada tahun 2019 ini” pungkas Menlu RI.

Sebagai dua negara maritim, Kedua Menlu membahas kerja sama maritim kedua negara. Kedua pihak sepakat menyelenggarakan Pertemuan Joint Task Force antara RI dan India guna menindaklanjuti pengembangan konektivitas dan kerja sama antara Aceh dan Andaman-Nicobar. Selain itu, kedua negara juga berkomitmen untuk mempercepat penyelesaian batas maritim di Zona Ekonomi Eksklusif kedua negara.

Di bidang kerjasama pertahanan dan keamanan, Indonesia dan India sepakat untuk terus menjajaki kolaborasi kedua negara melalui produksi bersama antara industri pertahanan, seperti yang telah dilakukan PT Pindad dan Tata Motors sebelumnya. Kedua Menteri Luar Negeri juga berharap Dialog Keamanan RI – India ke-2 dapat segera terselenggara guna membahas berbagai aspek kerjasama keamanan kedua Negara. Sebagai dua negara besar di kawasan, kedua negara memiliki kesamaan posisi dalam isu-isu regional dan internasional, salah satunya adalah Indo-Pasifik. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Luar Negeri Indonesia menyampaikan apresiasinya atas dukungan India terhadap ASEAN Outlook on Indo-Pacific serta konsistensi India dalam mendukung integritas teritorial Indonesia